Penolakan pemakaman jenazah pasien positif corona di sejumlah daerah, membuat banyak pihak ikut menyesalkan. Terlebih adanya jenazah dari tenaga medis yang ditolak pemakamannya di Desa Sewakul, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Aksi penolakan tersebut membuat banyak pihak geram.
Namun, ada pula pihak yang mengambil pelajaran positif dari kasus tersebut. Satu di antaranya adalah seorang kepala desa di Wonosobo, Jawa Tengah. Ia rela untuk menghibahkan tanah miliknya untuk dijadikan pemakaman.
Ia mengaku prihatin mendengar ada tenaga medis yang ditolak pemakamannya. Rupanya sosok Kepala Desa tersebut bernama Badarudin. Ia merupakan Kepala Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
"Saya Badarudin, kebetulan saya Kades Desa Talunombo. Saya sangat miris mendengar informasi dari berita cetak atau di media sosial. Banyak sekali warga atau tenaga medis yang menjadi korban virus corona.
Sehingga sampai pemakaman pun, banyak sekali orang yang menolak pemakamannya," kata Badarudin dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @ndorobei, Minggu (12/4/2020). Untuk itu, Badarudin rela menyumbangkan tanah miliknya sebagai tempat pemakaman jenazah pasien Covid 19. Dari penuturannya, tanah yang ia miliki mempunyai luas sekitar 2.500 meter.
"Saya selaku Badarudin, ada sedikit lahan sekitar 2.500 meter. Barangsiapa ada korban corona yang ditolak oleh warganya, bisa dikebumikan ke tanah saya secara gratis," tutur Badarudin. Badarudin menyampaikan, sumbangan tanah tersebut merupakan bentuk apresiasi dan tanggung jawab dirinya sebagai sesama manusia.
"Nantinya agar digunakan agar jadi kemanfaatan, Amin yaa robbbal alami," terangnya. Untuk itu, ia tergerak hatinya serta timbul kesadaran dari dalam dirinya untuk menghibahkan tanah. "Nah dari situ saya timbul kesadaran diri."
"Seseorang yang sudah membantu bahkan mempertaruhkan nyawanya, yaitu perawat, tetapi masyarakat malah menolaknya," tegas Badarudin. "Seharusnya kita memberikan penghormatan serta penghargaan kepada beliau," imbuhnya. Terkait hibahan tanahnya, ia menerangkan reaksi masyarakat di desanya.
Menurutnya, masyarakat di Desa Talunombo, ada yang setuju dan ada yang tidak. "Masyarakat ada yang menolak dan ada yang setuju," katanya. Menanggapi ketidaksetujuan beberapa warganya, Badaruddin pun menuturkan upayanya.
Ia mengaku akan menjelaskan dengan baik kepada masyaraat. Terlebih, ia menyampaikan jika tanah yang ia hibahkan tidak ada sangkut pautnya dengan jabatannya sebagai kepala desa. Badarudin menuturkan jika pihaknya akan memberikan hibahan tanah dengan 'nama' sebagai warga biasa.
"Usaha saya nantinya akan memberitahu masyarakat ya." "Keputusan itu tidak ada embel embel nama Kades." "Tapi saya memberikan sebagai masyarakat biasa yang memberikan lahan."
"Nantinya juga kita akan melakukan musyawarah agar dapat mengikuti keinginan masyarakat," jelasnya. Sebelumnya diketahui sosokBadarudin sempat viral di media sosial Ia viral setelah mengungkapkan akan menyumbangkan gajinya untuk penanganan Covid 19.
Viralnya badarudin sempat dibagikan dalam unggahan akun Instagram @magelang_raya. Dalam video tersebut, Badarudin juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu meringankan beban negara dalam penanganan Covid 19 di Tanah Air. "Saya selaku kades menyumbangkan gaji saya selama satu bulan untuk meringankan beban pemerintah," ujarnya yang dikutip dari akun @magelang_raya.
"Dan saya mengajak seluruh perangkat desa, Kades, PNS, DPRD, DPD, serta seluruh masyarakat Indonesia yang mendapatkan gaji dari negara, untuk ikut serta berpartisipasi dalam penanganan virus corona ini," pungkasnya.