
Ekonomi Amerika Serikat (AS) diprediksi menghadapi prospek resesi terbesar dalam sejarahnya, setelah perkiraan awal fidusia hingga penerapan sistem (penguncian) lockdown selama berbulan bulan untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid 19). Penerapan lockdown di AS tentu saja telah membuat banyak bisnis ditutup, lantaran mengalami kegagalan atau bangkrut. Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (17/6/2020), Administrasi Presiden AS Donald Trump saat ini sedang mempertimbangkan rencana yang dirancang untuk memberikan dorongan besar bagi ekonomi Amerika.
Bantuan sebesar 1 triliun dolar AS rencananya akan dialokasikan dalam bentuk investasi untuk bidang infrastruktur. Terkait rencana tersebut, anggaran itu sebagian besar akan dihabiskan untuk memperbaiki jalan, jembatan dan terowongan. Kemudian sebagian kecil akan digunakan untuk memperluas jaringan broadband di pedesaan dan penyebaran jaringan 5G di seluruh negeri.
Mengacu pada kabar tersebut, Gedung Putih pun enggan memberikan tanggapan. Hingga saat ini belum jelas terkait berapa lama program pendanaan itu akan berjalan dan di mana serta bagaimana administrasi Trump akan mengambil anggaran tersebut. Renovasi infrastruktur dan rencana kebangkitan ekonomi ini akan sejalan dengan proyek House Demokrat bernilai 500 miliar dolar AS di bidang infrastruktur selama lima tahun.
Rencana rencana ini sebenarnya dimaksudkan untuk membantu ekonomi Amerika agar segera pulih, saat negara itu menghadapi prospek resesi terbesar dalam sejarahnya yang diprediksi terjadi pada akhir tahun 2020. Sebelumnya, lockdown yang disebabkan oleh pandemi corona telah menyebabkan banyak bisnis AS mengalami kebangkrutan atau berjuang untuk bertahan setelah menghentikan operasinya. Pasar saham AS pun telah menunjukkan penurunan tajam antara tanggal 9 dan 11 Juni lalu.
Pertumbuhan kemudian dimulai kembali pada 15 Juni 2020, dengan indeks utama Dow Jones, S&P 500 dan komposit NASDAQ, naik antara 5,3 persen dan 7 persen sejak saat itu.