
Pasar Jaya Cempaka Puti, Jakarta Pusan akan kembali dibuka, Kamis (16/7/2020) setelah melewati proses sterilisasi Covid 19 selama tiga hari. Ia menjelaskan pengelola Pasar Cempaka Putih telah menyiapkan sejumlah langkah untuk membuka kembali pasar. "Kita akan memperketat lagi atau memberikan sosialisasi terhadap pengunjung maupun pedagang," kata Eko Purwanto.
Eko mengatakan akan pihaknya akan melakukan pengecekan suhu tubuh kepada para pengunjung dan juga pedagang di pasar. Selain itu, pihaknya pun akan memperketat pelaksanaan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid 19. "Menghimbau seluruh pengunjung yang masuk ke dalam pasar untuk menjalankan protokol Covid 19," ucap Eko.
Hingga saat ini Pasar Cempaka Putih sudah memiliki 8 tempat untuk mencuci tangan atau wastafel. "8 wastafel sudah kita sediakan di pintu pintu masuk pasar," ucap Eko. Nantinya, kata Eko Purwanto, pihaknya akan menyediakan bilik desinfektan di tiap pintu pintu masuk.
Dirinya pun mengatakan telah membentuk Gugus Tugas Covid 19 yang terdiri dari TNI, ASN, Keamanan, dan Satpol PP. "Kita bentuk tim untuk melakukan sosialisasi informasi terhadap semua pengunjung maupun pedagang pedagang terkait bagaimana melaksanakan protokol Covid 19," ujarnya. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali mengingatkan warga DKI Jakarta bahwa telah terjadi mengalami lonjakan kasus baru positif Covid 19 tertinggi di wilayahnya pada Minggu (12/7/2020).
Anies mengatakan, ada 404 temuan kasus baru Covid 19 dengan perbandingan antara jumlah pasien positif dengan jumlah spesimen yang diperiksa (positivity rate) mencapai 10,5 persen. "Tadi pagi pada pukul 10.00 WIB, Dinas Kesehatan DKI melaporkan angka kasus baru yang muncul di Jakarta, dalam seminggu terkahir ini kita tiga kali mencatat rekor baru penambahan harian dan hari ini adalah yang tertinggi sejak kita menangani kasus baru di Jakarta," kata Anies dalam Video Conference, Minggu (12/7/2020). Oleh karena itu, Anies meminta masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Mulai dari memakai masker, menjaga jarak, cuci tangan, dan menghindari kerumunan. "Dan yang paling penting jangan ragu untuk mengingatkan kepada siapa pun, kapan pun, dimana pun, ingatkan, tegur bila tidak ada yang memakai masker, tidak jaga jarak, (tegur) bila isi ruangan lebih dari 50 persen kapasitas, bila tidak cuci tangan," katanya. Menurut Anies, masyarakat memiliki peran dalam menanggulangi pandemi dengan mengikuti protokol kesehatan untuk memutus penyebaran virus.
Sehingga lonjakan Covid 19 tidak terus terjadi. Karena menurut Anies bila angka penyebaran Covid 19 terus melonjak, maka akan kembali terjadi pengetatan aktivitas masyarakat. "Jangan sampai situasi jalan terus sehingga kita harus menarik rem darurat atau emergency break, bila itu terjadi kita harus kembali ke dalam rumah, kegiatan perekonomian terhenti, kegiatan keagamaan terhenti, kegiatan sosial terhenti. Kita semua yang akan merasakan kerepotannya bila situasi ini berjalan terus," ujarnya.
Menurut Anies perbandingan antara jumlah pasien positif dengan jumlah spesimen yang diperiksa atau positivity rate melonjak dua kali lipat menjadi 10,5 persen. Sebelumnya positive rate di DKI Jakarta di bawah 5 persen. "Sebagai catatan tanggal 4 sampai 10 Juni di Jakarta kita melakukan 21.197 tes dan positivity rate nya 4,4 persen, lalu tanggal 11 sampai 17 Juni sebanyak 27.091 dites dan tingkat positivity rate nya 3,1 persen, 18 sampai 24 juni 29.873 orang dites positivity ratenya 3,7 persen. Kemudian 25 Juni sampai 1 juli ada 31.085 orang dites dan positivity ratenya 3,9 persen dan 2 juli sampai 8 juli ada 34.007 orang dites positivity rate nya 4,8 persen," katanya.
Secara keseluruhan angka positif covid 19 di DKI mencapai 14517. Sementara pasien sembuh 9.200 orang dan 691 orang meninggal. Secara nasional pada hari yang sama kasus positif Covid 19 bertambah 1.681 orang, sehingga total menjadi 75.699 kasus.
Jumlah pasien sembuh mencapai 919 pasien, sehingga akumulasi kasus sembuh sebanyak 35.638 orang. Sementara yang meninggal dunia terdapat 71 jiwa sehingga menjadi 3.606.