
Sampah plastik menjadi salah satu sumber pencemaran lingkungan yang cukup masif di beberapa negara,khususnya negara – negara berkembang. Sampah plastik merupakan jenis sampah anorganik yang pada umumnya tidak dapat membusuk atau terurai oleh alam sehingga menjadi perhatian dunia internasional terkhusus para aktivis lingkungan. Hal ini terjadi karena penggunaan plastik untuk kebutuhan sehari-hari masih tinggi, dan belum mendapatkan pengganti yang sesuai dengan kegunaan plastik. Plastik biasa digunakan karena murah, mudah didapatkan dan fleksibel. Di Indonesia sendiri, Sampah plastik yang dihasilkan seringkali terabaikan keberadaanya. Pada tahun 2014, Indonesia telah memproduksi sebanyak 3.2 juta ton sampah plastik, yang mana 1.3 dari sampah tersebut berasal dari sampah yang dipungut dari laut dan sungai. Persoalan sampah ini belum dapat ditangani dengan baik oleh pemerintah. Namun selain kurangnya penanganan dari pemerintah, hal lain juga mempengaruhi banyaknya sampah yang ada di Indonesia, yaitu:
1. Public Awareness
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya merupakan kendala terbesar dalam mengurangi sampah di Indonesia.Meskipun pemerintah telah mencoba menyediakan tempat sampah pada banyak titik, masih banyak ditemukan sampah yang dibuang sembarangan. Titik-titik pembuangan sampah yang telah disediakan pemerintah juga belum sepenuhnya dimaksimalkan oleh masyarakat, banyak warga yang masih membuang sampahnya ke sungai, sehingga sampah tersebut mencemari air dan menghambat laju air. Tanpa disadari hal tersebut memiliki potensi buruk, baik dalam hal kesehatan maupun kebersihan. Selain itu, air yang menggenang karena disebabkan oleh sampah, juga dapat mengakibatkan banjir.
2. Kurangnya solusi dari pemerintah
Menumpuknya sampah yang ada di Jakarta juga diakibatkan oleh banyaknya jumlah penduduk. Dengan banyaknya jumlah penduduk, pemerintah diharuskan berpikir cepat untuk menemukan solusi agar masyarakat lebih termotivasi untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Selain itu, dengan berkembangnya teknologi, pemerintah dituntut untuk menyediakan teknologi yang dapat mendaur ulang sampah. Hingga saat ini, sistem pendaur ulangan tersebut masih dalam tahap rencana. (1)
Indonesia menjadi ranking kedua negara penyumbang sampah plastik di lautan. Ranking Indonesia dalam menyumbangkan sampah plastik ke laut hanya dikalahkan oleh China. Rekor baru Indonesia ini tentunya membuat kita semua prihatin. Sekaligus menjadi bukti masih rendahnya kesadaran masyarakat dan negara Indonesia dalam menggunakan dan mengelola sampah plastik. Sebuah hasil penelitian dari Ilmuwan kelautan dari University of Georgia dirilis di Science (science.sciencemag.org). Penelitian tersebut menemukan fakta bahwa sekitar 4,8 hingga 12,7 juta metrik ton sampah plastik telah memasuki lautan pada tahun 2010. Ini setara dengan kurang lebih antara 4.762.000.000 – 12.700.000.000 kg. Jika dibandingkan, beratnya mencapai 1,3 kali berat Piramida Besar di Giza, Mesir. Sampah plastik dengan mudah dapat mencapai lautan dan mencemari lautan. Sampah yang dibuang sembarangan, tidak dikelola dengan baik, akan terbawa air hujan ke sungai yang akhirnya sampai ke laut. (2)
Padahal sampah plastik sangat berbahaya bagi lingkungan. Plastik merupakan sampah yang sulit terurai (non-biodegradable) hingga ratusan tahun. Saat mencemari laut akan bertahan lama, bahkan saat terurai pun zat-zat pembentuknya menimbulkan racun bagi ekosistem laut. Ranking kedua sebagai negara dengan penyumbang sampah plastik terbanyak di lautan dunia seharusnya membuat kita sadar. Dibutuhkan kearifan dalam menggunakan peralatan berbahan plastik. Mengurangi pemakaian bahan-bahan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Pun dibutuhkan kesadaran untuk mengelola sampah plastik yang dihasilkan. (2)
Hal ini sangat disadari betul oleh AQUA. Sebagai merek warisan Indonesia, AQUA menggunakan bisnis untuk kebaikan dan selalu berupaya untuk membawa kebaikan bagi masyarakat dengan berinovasi dalam mempromosikan hidrasi sehat dan juga melestarikan alam kita serta melayani masyarakat melalui perlindungan sumber daya air, meminimalisir karbon emisi dan memelopori daur ulang kemasan. Pada 1993, AQUA mempelopori program daur ulang pertama “AQUA PEDULI” untuk mendukung daur ulang lokal. Tetapi, karena meningkatnya kemasan plastik di seluruh sektor dan kurangnya infrastruktur serta edukasi, kemasan plastik yang tidak terkelola menjadi ancaman yang besar untuk lingkungan kita. Aksi yang lebih harus dilakukan yang membutuhkan langkah yang lebih untuk mengumpulkan & mendaur ulang, melakukan edukasi serta berinovasi.
Karenanya, AQUA meluncurkan komitmen #BijakBerplastik sebagai langkah AQUA selanjutnya untuk membangun kolaborasi yang lebih besar agar tercipta inovasi untuk Indonesia yang lebih sehat. Dalam komitmen #BijakBerplastik, AQUA luncurkan 3 komitmen yang berkaitan dengan penanggulangan sampah plastik, yaitu:
1. Pengumpulan
Untuk mengambil kembali plastik dari lingkungan, Danone-AQUA mendukung kepeloporan program teknologi dan bisnis sosial untuk membersihkan sampah plastik dari lingkungan. Kondisi kesehatan dan mata pencaharian dari pemulung menjadi perhatian yang besar. Selama beberapa dekade terakhir, Danone-AQUA telah berkolaborasi dengan beberapa pemangku kepentingan untuk menyelesaikan masalah ini antar sektoral dalam ekosistem pengelolaan sampah. AQUA berkomitmen untuk mengambil kembali lebih banyak plastik dari yang AQUA hasilkan pada 2025.
2. Edukasi
Untuk menginspirasi lebih masyarakat masyarakat Indonesia untuk mengelola sampahnya, maka pendidikan diperlukan. Karenanya, AQUA menargetkan untuk meluaskan program sekolah agar menjangkau 5 juta anak-anak dan memimpin kampanye pendidikan yang menargetkan 100 juta konsumen pada 2025.
3. Inovasi
Kunci masalah dalam produksi adalah plastik yang dirancang hanya sekali pakai. Karenanya, AQUA membangun ekosistem untuk mencari mitra yang dapat merancang ulang produk AQUA untuk menyediakan hidrasi sehat bagi Indonesia dengan tanpa sampah. Danone-AQUA berkomitmen untuk mengambil langkah besar menuju sirkularitas plastik yang AQUA gunakan. AQUA berencana untuk membuat seluruh kemasan AQUA 100% dapat didaur ulang, digunakan kembali, dan dapat terurai pada 2025 dan juga meningkatkan proporsi plastik daur ulang dalam botol AQUA dari 25% mengandung materi recycled menjadi 50% pada 2025. (3) Jadi mari kita membantu AQUA untuk mengurangi sampah plastik yang kita gunakan. Selain air minum yang berkualitas tinggi, AQUA juga membantu kita untuk melestarikan lingkungan kita.
- https://binus.ac.id/knowledge/2019/11/indonesia-negara-pemroduksi-sampah-terbanyak-nomor-2-di-dunia-mengapa/
- Indonesia Ranking 2 Penyumbang Sampah Plastik di Laut – INDONESIA GREEN ENERGY
- Bijak Berplastik demi Indonesia yang lebih bersih | SEHAT AQUA